Badan Riset dan Inovasi Nasional
Badan Tenaga Nuklir NasionalMIBI (methoxyisobutylisonitrile)
Fungsi : untuk diagnosis fungsi Jantung
Deskripsi Produk : Teknologi ini digunakan untuk mendeteksi penyakit arteri koroner dan mengevaluasi fungsi myocardial. Kit MIBI (methoxyisobutylisonitrile) merupakan radiofarmaka untuk diagnosis perfusi miokard (otot jantung) dan diagnosis fungsi jantung.
Keunggulan : Hasil pencitraan menggunakan MIBI memberikan informasi yang lebih akurat tentang kondisi jantung pasien (pencitraan fisiologis bukan anatomis). Diagnosis jantung menggunakan radiofarmaka telah menjadi modalitas utama di beberapa negara, sehingga jumlah pemanfaatannya sangat besar. Sebelumnya, belum ada teknologi produksi radiofarmaka ini di dalam negeri sehingga seluruh kebutuhan radiofarmaka di dalam negeri harus diimpor dari luar negeri.
Izin edar dari BPOM Nomor: GKL1412428144A1 Tgl 30 Januari 2014
(Serpong, 17/03/2017) Pusat Analisis Kebijakan (PAK) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berkunjung ke Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (17/03). Kunjungan ini merupakan rangkaian dari kegiatan workshop hilirisasi hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia bertujuan menggali informasi dan pengalaman serta menjaring masukan terkait dengan pelaksanaan litbang hingga proses hilirasi yang selama ini dilakukan oleh lembaga litbang.
TangSel 17/3/2017. Sebanyak 16 orang dari Tim Analisis Kebijakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan kunjungan kerja ke Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR). Kedatangan Tim Analisis Kebijakan Bappenas di PTRR disambut oleh Kepala PTRR Dra. Siti Darwati, M.Sc beserta pejabat struktural terkait.
Fokus kunjungan kerja Tim Analisis Kebijakan Bappenas ke PTRR adalah untuk menggali informasi dan pengalaman hilirisasi hasil litbang PTRR. Kunjungan Tim ke PTRR merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Tim ke beberapa unit kerja yang ada di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK). Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak produk hasil litbang yang pada akhirnya hanya mandeg sebagai hasil penelitian, baik dalam bentuk prototipe atau sejenisnya tanpa bisa dimanfaatkan oleh masyarakat maupun industri. Sudah seharusnya itu menjadi PR yang harus segera diselesaikan bersama antara pemerintah, badan regulator, lembaga litbang, industri dan perguruan tinggi untuk mulai mengurai Bottleneck hilirisasi hasil litbang.
Pada prakteknya memang banyak kendala yang dihadapi lembaga litbang di lapangan untuk sampai produk dimanfaatkan oleh masyarakat. Aspek teknis, regulasi/perijinan, pendanaan adalah beberapa kendala yang dihadapi dalam hilirisasi hasil litbang. Belum lagi mengenai hak royalti bagi inventor/peneliti yang masih belum dikelola dengan baik oleh lembaga litbang. Bahkan, banyak lembaga litbang yang tidak memahami atauran atau skema apa yang bisa mereka gunakan untuk mendapatkan hak royalti atas temuan mereka. Selain itu, para peneliti sangat dituntut untuk terlibat aktif secara langsung mulai dari hulu (tahap penelitian) hingga hilir (tahap komersialisasi). Akibatnya peneliti dipaksa untuk mempelajari dan melaksanakan hal-hal terkait regulasi, perijinan, kerjasama/kemitraan, aspek bisnis, dll yang sudah pasti di luar bidang keahliannya. Alhasil, mereka bekerja tidak efektif dan terjadilah apa yang kita sebut Bottleneck hilirisasi hasil litbang.
Dalam kunjungan tersebut, Tim juga diajak untuk melihat fasilitas laboratorium yang ada di Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) Gedung 11 Kawasan PUSPIPTEK Serpong. Dengan adanya kunjungan kerja ini diharapkan tim mampu menyerap informasi dan mencari solusi atas masalah Bottleneck hilirisasi hasil litbang.arief/mirah-
(Tangerang, 01/03/2017) Chief of Representative Office Lilla Karsay dari Hungarian National Trading House dan General Manager Guntur PT. Kimia Farma Satrio Wibowo berkunjung ke Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) gd. 11 Kawasan Puspiptek, Serpong pada Selasa (28/02). Kepala PTRR, Siti Darwati didampingi Kepala Bidang Teknologi Radiofarmaka, Rohadi Awaludin menyambut kunjungan tersebut.
Dalam kunjungannya, Lilla Karsay menyampaikan keinginan pabrik Medi-Radiopharma Co., Ltd yang telah berdiri sejak Tahun 1995 di Hungaria untuk memasarkan produk Kit Radiofarmaka mereka di Indonesia. Pemasaran produk tersebut dilakukan bekerjasama dengan PT. Kimia Farma dan meregistrasikan produk tersebut ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan Nomor Ijin edar (NIE) sebagai obat yang beredar di Indonesia.
(Jakarta, 22/12/2016) Setelah Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi mendapat penghargaan sebagai Pusat Unggulan Iptek tahun 2015, kini giliran Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dikukuhkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) tahun 2016 oleh Menteri Ristekdikti, Jakarta, Kamis (22/12). Capaian ini menjadi sesuatu yang membanggakan di penghujung tahun 2016 bagi PTRR khususnya dan BATAN pada umumnya.
Pengukuhan sebagai PUI ini diawali sejak 3 tahun yang lalu, dimana PTRR sebagai salah satu unit kerja di BATAN yang melakukan penelitian dan pengembangan di bidang radioisotop dan radiofarmaka mengusulkan dirinya menjadi PUI kepada Kementerian Ristekdikti dengan persyaratan yang telah ditentukan untuk dilakukan penilaian.