Serpong – Humas BRIN. Sejumlah 9 orang mahasiswa Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan study visit ke fasilitas pengolahan limbah radioaktif milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (13/4). Pimpinan rombongan, Kusnanto yang merupakan dosen Program Studi Teknik Nuklir UGM, menyampaikan bahwa dengan kunjungan ini diharapkan mahasiswa akan memperoleh wawasan dan ide-ide baru terkait pengelolaan limbah radioaktif.
“Mahasiswa kami saat ini sedang menyusun tugas akhir yang diantaranya mengambil tema terkait masalah limbah radioaktif, bahkan ada juga yang terkait dengan desain kontainernya. Hal ini tentunya membutuhkan pengetahuan tentang mekanisme penggunaan container limbah radioaktif, dari sejak pengolahan limbahnya, tranportasinya dan peyimpanannya. Tentunya juga termasuk pengembangannya,” ungkap Kusnanto.
“Hal seperti ini tidak diperoleh di kampus, dari segi technical-nya, mekanismenya. Padahal seorang insinyur itu harus memiliki pemikiran yang adaptif. Jika mekanismenya saja tidak tahu, bisa jadi nanti desainnya menjadi tidak tepat. Untuk itulah kami perlu belajar dengan mengunjungi sacara langsung fasilitas di sini,” tambahnya.
Pranata Nuklir Ahli Utama - Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK), Suryantoro saat menyambut kunjungan menyampaikan bahwa pengolahan limbah radioaktif merupakan bagian yang penting dan tidak terpisahkan dalam pemanfaataan ketenaganukliran. “Nuklir telah banyak digunakan di Indonesia, khususnya di bidang non energi, sudah sangat maju, seperti untuk industri, kesehatan dan lain-lain. Termasuk pengelolaan limbahnya,” kata Suryantoro.
“Limbah radioaktif berbagai macam jenis itu harus dikelola dan yang mengelola adalah BRIN melalui Instalasi Pengelolaan Limbah Nuklir. Saat ini kami melayani pengelolaan limbah radioaktif untuk seluruh Indonesia, baik dari industri, kesehatan, kegiatan litbang dan lain-lain,” lanjut Suryantoro.
Dalam kesempatan ini mahasiswa yang berkunjung mengikuti paparan tentang Instalasi Pengelolaan Limbah Nuklir (IPLN) dan tugas-fungsinya yang disampaikan oleh Pranata Nuklir Ahli Muda - DPFK, Ajrieh Setyawan. IPLN secara struktur berada di bawah DPFK-BRIN dan bertugas melakukan pengelolaan limbah radiokatif di Indonesia.
“Para penghasil limbah seperti rumah sakit, industri dan lembaga litbang hanya sebatas mengumpulkan dan mengelompokkan limbah, sementara pengolahan dan penyimpanannya di IPLN-DPFK,” kata Ajrieh.
“Alur pengajuan pengelolaan limbah dimulai dari penghasil limbah mengajukan permohonan ke BAPETEN untuk mendapatkan berita acara persetujuan pengiriman limbah ke IPLN. Selanjutnya IPLN akan memeriksa dan memastikan apakah limbah yang akan dikirimkan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan sebagai limbah yang dapat dikelola oleh IPLN. Kalau ya, maka IPLN akan melakukan pengelolaan limbah tersebut dan menerbitkan berita acaranya untuk dilaporkan ke BAPETEN,” jelasnya.
Setelah mengikuti beberapa paparan, para mahasiswa yang berkunjung diajak untuk melihat secara langsung fasilitas pengelolaan limbah radioaktif yang ada di IPLN dan memperoleh penjelasan secara detail tentang teknis pengelolaan limbah radioaktif di IPLN beserta sarana dan prasarananya.
Salah seorang mahasiswa peserta kunjungan, Valery Goldy menyampaikan bahwa kunjungan ini sangat membantu dirinya dalam menemukan ide dan pencerahan dalam menyelesaikan tugas akhir kuliahnya. “Kunjungan ini sangat membantu penyelesaian tugas akhir saya, dimana tugas akhir saya yaitu tentang perancangan desain transport kontainer untuk limbah radioaktif terbungkus Cobalt-60,” katanya. (yrt,la/ed.my)