Serpong - Humas BRIN, Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang dipimpin oleh Dosen ITK, Swastya Rahastama pada Senin (14/02) di Ruang Neutron, Gedung 53 Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang Selatan. Kunjungan ITK ini bermaksud untuk membahas kerja sama pemanfaatan sumber bekas Zat Radioaktif Terbungkus Tidak Digunakan (ZRTTD) yang dimiliki DPFK.
Disampaikan oleh Swastya salah satu bentuk kerja sama ini adalah penelitian dengan memanfaatkan limbah radioaktif Stronsium-90 (Sr-90) dalam sumber bekas ZRTTD untuk dibuat menjadi energi listrik dalam bentuk baterai betavoltaik.
“Sr-90 dipilih karena memiliki waktu paruh yang cukup lama yaitu sekitar 28,8 tahun dan dapat menghasilkan energi yang cukup besar”, katanya.
“Kita melakukan penelitian dengan memanfaatkan bahan radioaktif Stronsium-90 untuk membuat baterai nuklir, yaitu bagaimana mendesain cell baterai itu agar menjadi lebih optimum. Diharapkan dalam waktu 5 tahun prototipenya sudah jadi,” papar Swatya.
Mewakili DPFK dalam menyambut kunjungan ITK, pejabat fungsional Pranata Nuklir Ahli Utama - DPFK Sumarbagiono menyampaikan bahwa kerjasama dengan ITK sudah berlangsung sejak tahun 2020 dimana sumber bekas ZRTTD saat itu dalam pengelolaan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
“Dengan adanya proses integrasi BATAN ke dalam BRIN maka perlu dilakukan pembahasan dan penyusunan kembali perjanjian kerja sama dengan ITK. Disesuaikan dengan prosedur yang sekarang dan dikomunikasikan lebih lanjut dengan Biro Hukum dan Kerjasama BRIN,” kata Sumarbagiono.
Penelitian yang dilaksanakan oleh ITK, selanjutnya akan dilakukan studi ketahanan radiasi pada sampel semikonduktor ZnO dan ZnO:Al dengan menggunakan sumber Beta Stronsium-90 (Sr-90) yang rencananya akan dilakukan di Gedung 50 IPLN - DPFK.
“ITK sudah membawa sampel, kemudian akan dilakukan iradiasi di Gedung 50 dengan durasi tertentu untuk melihat perubahan dari material sampel. Untuk sumber sendiri sudah kita siapkan limbah Stronsium-90,” jelas Adi Wijayanto, Pranata Nuklir Ahli Muda pada IPLN - DPFK. (yrt, la/ ed: my)