Badan Riset dan Inovasi Nasional
Badan Tenaga Nuklir NasionalYogyakarta - Humas BRIN. Penelitian Accelerator Driven System Subcritical Assembly for 99Moisotope Production (ADS - SAMOP) memiliki sasaran utama untuk mewujudkan prototipe fasilitas eksperimen produksi isotop 99Mo dengan metode reaktor subkritik. Pengoperasiannya menggunakan sumber neutron luar yang berasal dari akselerator generator neutron, dengan bahan target yang bisa digunakan secara berulang. Metode produksi dengan teknologi ADS-SAMOP ini telah mendapatkan paten (granted) pada tahun 2013 dengan Nomor Paten IDP000034511.
“Pengalaman mengembangkan fasilitas generator neutron yang dilaksanakan oleh Pusat Riset Teknologi Akselerator (PRTA) BRIN selama ini dapat digunakan sebagai modal dasar pengembangan lebih lanjut komponen lokal CNG/MNG. Hasil litbang PRTA terkait generator neutron selama ini berupa komponen lokal sumber ion RF, generator RF, dan tegangan tinggi,” ungkap Prof. Syarip, Peneliti Ahli Utama - PRTA Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam Focus Grup Discussion (FGD) Accelerator Driven System (ADS) Sub-Critical Assembly For 99Mo Production (SAMOP) di PRTA Yogyakarta pada Kamis (18/8).
Direncanakan program pengembangan ADS-SAMOP di PRTA terkait generator neutron ini dapat dilanjutkan untuk mendapatkan kontribusi komponen lokal CNG yang lebih tinggi, sampai dengan diperoleh purwarupa CNG yang dedicated untuk ADS-SAMOP sebagai capaian jangka panjang.
Yogyakarta - Humas BRIN. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) periset menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Guna mengembangkan SDM riset yang semakin mumpuni, ORTN melalui Pusat Riset Teknologi Akselerator (PRTA) kembali menyelenggarakan Accelerator Talk #3 dengan tema CERN’s Facility and Educational Program pada Kamis (4/8).
Centre Europeen pour la Recherchee Nucleaire (CERN) adalah organisasi penelitian fisika partikel terbesar di dunia yang menjadi acuan untuk penelitian fisika partikel, akselerator, dan pengembangan teknologi.
Kepala Deputi Hubungan Internasional CERN, Emmanual Tsesmelis selaku narasumber memaparkan bahwa CERN sebagai organisasi telah melakukan eksperimen bagaimana partikel berinteraksi dan memberikan wawasan tentang hal yang mendasar dari hukum alam bagi masyarakat global. “CERN memiliki empat pilar dukungan untuk mencapai misi kami. Empat program yang rutin dilakukan oleh CERN ialah pendidikan dan pelatihan, riset, kolaborasi, dan teknologi serta inovasi,” paparnya.
CERN mengembangkan teknologi pada tiga area yang menjadi kunci mempelajari struktur dan evolusi dunia. Tiga area tersebut yakni membangun teknologi akselerator, detektor, dan komputasi.
Yogyakarta - Humas BRIN. Dalam riset ketenaganukliran para ahli telah mengembangkan teknologi akselerator partikel. “Sebuah mesin yang digunakan untuk mendorong partikel agar bergerak lebih cepat dan lebih tertenaga,” ujar Thakonwat Chanwattana, Fisikawan Akselerator dari Synchrotron Light Research Institute (SLRI), Nakhon Ratchasima, Thailand dalam webinar Accelerator Talk seri 2 yang bertajuk Accelerator Technology: Particle Accelerator and Their Applications yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Teknologi Akselerator (PRTA) – Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) pada Selasa (12/7).
Dalam kegiatan ini para Periset di PRTA berkesempatan mendiskusikan teknologi akselerator partikel bersama para ahli akselerator dari SLRI Thailand. Menurut Thakonwat, akselerator partikel saat ini sudah banyak dibutuhkan dalam menunjang bidang lainnya. “Gelombang elektromagnetiknya dapat dimanfaatkan untuk mengamati suatu objek yang sangat kecil di dunia sub atom,” papar Doktor lulusan John Adams Institute (JAI), University of Oxford, UK tersebut.
Ia juga menjelaskan jenis-jenis akselerator partikel yang dikenal secara umum ada tiga yaitu Akselerator Linear (Linac), Siklotron, dan Synchrotron. “Pada linac, partikel akan bergerak dalam jalur linear, sedangkan partikel di siklotron bergerak pada jalur spiral, dan dalam synchrotron maka partikel akan bergerak melingkar dengan radius tetap,” terangnya.
Serpong – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Akselerator (PRTA) - Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) menerima kunjungan Novosibirsk State Technical University (NSTU) - Rusia di Ruang Rapat Gedung 90 Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang Selatan pada Senin (4/7). Kunjungan bertujuan untuk menjajaki kemungkinan kerja sama dalam pengembangan teknologi akselerator di Indonesia, khususnya dalam hal riset untuk lateks atau karet.
Perwakilan NSTU, Fedor Leonov menyampaikan bahwa NSTU saat ini telah menjalin kerja sama terkait pengembangan teknologi lateks dengan Universitas Bandar Lampung. Fendor berharap dapat melakukan kerja sama dengan BRIN, khususnya dalam hal riset lateks atau karet yang sedang dikembangakan saat ini.
“Kami datang kesini untuk melihat apakah kita bisa melakukan kerja sama dengan pemerintah, dalam hal ini BRIN. Di NSTU saat ini kami sedang melakukan riset, salah satunya mengenai lateks. Kami berharap kita bisa melakukan riset bersama mengenai lateks ini dengan teknologi yang kita punya,” ujarnya.
Yogyakarta - Humas BRIN. Pusat Riset Teknologi Akselerator (PRTA) – Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Workshop Nuclear Knowledge Management (NKM) dengan tema Dasar Teknologi Akselerator : Mesin Berkas Elektron (Akselerator Elektrostatik) secara hybrid pada 29 Juni – 1 Juli 2022, di hari ketiga workshop peserta berdiskusi mengenai Sistem Instrumentasi dan Kendali Mesin Berkas Elektron (MBE). “Dalam menangani sebuah peralatan, yang pertama kali ada dibenak kita adalah bagaimana menjaga keselamatan, apalagi kita bekerja di fasilitas nuklir,” tegas Taxwim, salah satu Pembicara dalam NKM pada Jumat (1/07).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa MBE yang dimiliki PRTA - ORTN berkapasitas 350 keV / 10 mA. “Namun kendala yang dihadapi dalam pengembangan MBE selama ini adalah adanya penggunaan software ilegal atau bajakan,” tambahnya.
Workshop NKM tersebut juga membahas mengenai Dosimetri. Elin Nuraini, Pembicara lainnya menjelaskan bahwa Dosimetri sangat diperlukan saat melakukan iradiasi sample. “Dalam melakukan iradiasi sangat penting menentukan metode penyinaran yang lebih efektif, dosis yang akan dikenakan, dan memastikan parameter apa saja yang mempengaruhi,” ujar Elin.