Serpong – Humas BRIN. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) memiliki tugas dan fungsi yang sangat penting dalam pertahanan dan keamanan negara termasuk diantaranya dalam penanggulangan bencana kedaruratan nuklir. Untuk itu Kompi Zeni Nuklir Biologi dan Kimia (NUBIKA) - Pusat Zeni TNI AD mengirimkan Letkol Czi Muhammad Naim, S.Pd. beserta 21 orang bintara siswa Dikba Nubika tahun 2022 mengunjungi Reaktor Serba Guna (RSG) G.A. Siwabessy milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kawasan Nuklir Serpong, Selasa (29/3).
Salah satu bintara siswa peserta kunjungan, Sunarno yang baru pertama kali mengunjungi RSG. G.A. Siwabessy menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya karena telah diberikan kesempatan memasuki dan melihat fasilitas RSG. G.A. Siwabessy. “Luar biasa…. kita dapat melihat reaktor nuklir dengan mata kepala sendiri. Espektasi saya hanya ada penjelasan secara materi saja, tidak sampai masuk ke dalam reaktor,” kata Sunarno.
Sunarno menyampaikan bahwa sebelum berkunjung ke RSG. G.A. Siwabessy dia belum pernah tahu tentang reaktor dan masih awam dengan teknologi nuklir. “Alhamdulillah kami sudah diberikan kesempatan masuk ke instansi yang memiliki safety yang tinggi ini,” lanjutnya.
Setelah melihat secara langsung RSG. G.A. Siwabessy dan mendapat penjelasan tentang manfaatnya, menurut Sunarno nuklir tidak selalu identik dengan senjata, namun mempunyai banyak sekali manfaat di berbagai bidang, seperti untuk industri, kesehatan dan lain-lain. “Semoga BRIN dibantu juga nanti dengan instansi kami dapat terus mengedukasi masyarakat tentang nuklir,” harapnya.
Rombongan kunjungan bintara siswa Dikba Nubika tahun 2022 dipandu oleh staf Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) - BRIN, Agung Satriyo yang menjelaskan mengenai sejarah dan juga fungsi RSG. G.A. Siwabessy sebagai reaktor riset. “Ada perbedaan antara reaktor riset dan reaktor daya, meskipun sama-sama terjadi reaksi fisi di dalamnya. Dari reaktor riset kita memanfaatkan populasi neutron-nya sedangkan panasnya kita buang. Sedangkan reaktor daya kita manfaatkan panasnya. Reaktor riset ini tidak bisa diubah menjadi reaktor daya karena memang desain dari awal dibuat untuk riset,” jelas Agung.
Agung juga menjelaskan bahwa limbah bahan bakar yang dihasilkan dari reaktor daya sama dengan limbah yang dihasilkan dari reaktor riset. “Limbah reaktor daya dan riset itu sama saja. Bahan bakar yang kita miliki yaitu Uranium-125, ketika direaksikan sudah tidak menjadi Uranium, tetapi menjadi Plutonium dan lain-lain. Kalau dikatakan tingkat bahayanya, baik reaktor riset maupun reaktor daya, sama,” ujar Agung. (yrt,la/ed.my)