Kebutuhan energi semakin besar, termasuk untuk memenuhi pasokan listrik. Dengan nuklir bisa didapatkan solusi energi yang mampu menghasilkan listrik masif dan konstan. Aplikasi teknologi Nuklir untuk kehidupan manusia banyak macamnya, antara lain untuk keperluan di bidang energi. terutama di saat kebutuhan akan energi sedang melonjak seperti sekarang.
Eksplorasi energi
Isotop alam maupun isotop buatan misalnya dapat digunakan sebagai alat eksplorasi dan eksploitasi geothermal. posisi geografi indonesia memang menguntungkan dari sisi potensi energi. terletak pada daerah interaksi antara lempengan Euroasia, india-Australia dan pasifik menjadikannya sebagai daerah vulkanik dengan potensi panas bumi cukup besar.
Berdasarkan penelitian eksplorasi, indonesia mempunyai potensi panas bumi sebesar 28.500 MegaWatt. Namun sayangnya potensi energi panas bumi di indonesia hingga kini memang belum dimanfaatkan optimal. Baru sekitar 4% yang dimanfaatkan dari total potensi yang ada atau sekitar 1,2 GigaWatt. Sementara negara lain seperti Filipina sudah mampu memanfaatkan tenaga panas bumi hingga 70%. isotop alam seperti O-18 dan D, maupun isotop radioaktif buatan misalnya I-125, berfungsi sebagai tracer atau perunut dalam meneliti asal-usul cairan di dalam sistem panas bumi, isotop alam juga dapat dimanfaatkan untuk menentukan atau mengestimasi suhu reservoir atau penampung panas.
"Isotop alam juga dapat dimanfaatkan untuk menentukan atau mengestimasi suhu reservoir atau penampung panas bumi."
Sebagai tracer atau perunut, isotop dipakai untuk mengetahui interkoneksi atau hubungan antara sumur injeksi dan sumur produksi. tujuan lainnya mempelajari sistem hidrologi yang lebih mendalam selama eksploitasi dan mendeteksi perubahan fisik yang mungkin terjadi di reservoir karena pengaruh air reinjeksi. Hasil penelitian dengan isotop selanjutnya digunakan untuk menentukan eksplorasi panas bumi dapat dilanjutkan atau tidak. Pada saat ini indonesia sendiri telah memiliki beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi seperti Kamojang dengan kapasitas 200 MW, Dieng berkapasitas 60 MW, salak berkapasitas 350 MW, dan Wayang Windu berkapasitas 300 MW. Selain itu ada pembangkit lahendong berkapasitas 60 MW, sibayang berkapasitas 10 MW dan Darajat berkapasitas 110 MW.
BATAN sendiri telah bekerja sama dengan pertamina sejak awal tahun 1990-an dalam penggunaan isotop di kawasan eksplorasi panas bumi lahendong, sulawesi utara. Kegiatan eksplorasi panas bumi di area lahendong tersebut telah dilakukan oleh pertamina sejak tahun 1982.
Manfaat yang diperoleh pertamina dengan adanya teknik perunut dari BATAN yaitu adanya dukungan untuk manajemen produksi sumber panas bumi. isotop sebagai perunut membantu menentukan dimana lokasi sumur reinjeksi yang tepat dan sumur produksi berikutnya.
Energi untuk listrik
Kebutuhan energi di indonesia yang terus meningkat sampai sekarang terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan ledakan jumlah penduduk. Di sisi lain, jumlah cadangan energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara sangat terbatas. untuk batu bara misalnya diperkirakan jumlah cadangannya di indonesia sekitar 28 miliar ton dan akan habis dalam kurun waktu 71 tahun.
"Kebutuhan energi yang terus meningkat tidak diimbangi dengan jumlah cadangan minyak bumi dan batu bara yang sangat terbatas."
Peningkatan kebutuhan listrik dari berbagai sektor mengalami peningkatan rata-rata yaitu sekitar 9% per tahun akan sulit apabila hanya mengandalkan pada sumber energi fosil. tuntutan pemenuhan kebutuhan listrik dan kualitas lingkungan yang bersih juga menjadi persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembangkitan listrik di masa depan.
Berbagai cara ditempuh untuk mendapat pasokan energi dari sumber lain, termasuk dari energi alternatif baru dan terbarukan seperti uranium atau nuklir. Energi nuklir antara lain dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang bersih. Disebut bersih karena sedikit sekali jumlah gas buangan yang ditimbulkan oleh pembangkit listrik tenaga Nuklir (PLTN). Sebagai perbandingan, menurut iAEA, pembangkit listrik berkapasitas 1.000 MWe yang memakai batu bara, tapi tanpa teknologi pengolahan limbah, akan menghasilkan sekitar 320 ribu ton abu yang mengandung logam berat seperti merkuri dan lainnya. Belum lagi materi sulphur oxides dan nitrous oxide yang dilepas ke udara.
Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN juga berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari. Harga bahan bakar uranium juga relatif lebih kompetitif. Menurut World Nuclear Association, total biaya bahan bakar untuk PLTN biasanya hanya sepertiga dari biaya pembangkit berbahan bakar batu bara.
Jumlah limbah radioaktif dari PLTN juga relatif sedikit. sebagai contoh, satu unit PLTN dengan jenis PWR berdaya 1000 MWe dengan masa operasi selama 40 tahun hanya akan membutuhkan tempat penyimpanan limbah radioaktif berukuran 3x4x10 m3 atau 120 m3. Pemanfaatan teknik nuklir dalam bentuk PLTN sendiri mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954. pada waktu itu, di uni soviet dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (VVER/PWR) yang setahun kemudian mencapai daya 5 MWe.Di Amerika serikat juga telah dioperasikan jenis reaktor yang sama dengan daya 60 MWe. Pada tahun 1956 di inggris dikembangkan jenis reaktor berpendingin gas (GCR) dengan daya 100 MWe.
Kelebihan teknologi nuklir karena reaksi nuklir menghasilkan energi lebih besar dibanding dengan energi lainnya. Dari 1 gram uranium misalnya dapat diperoleh energi yang setara dari sekitar 112 kg batu bara. Efisiensi juga dapat dilihat dari tempo siklus daur bahan bakar nuklir yang berkisar antara 1,5 tahun. Artinya penggantian bahan bakar dapat dilakukan setiap 1,5 tahun. Kemudian pembangkit energi listrik nuklir juga irit secara ekonomi. Menurut studi di tahun 2012, terendah di antara semua jenis pembangkit. Biaya untuk membangkitkan 1 KWh listrik adalah Rp. 350, jauh lebih murah daripada biaya pembangkit listrik konvensional yang paling murah yaitu dengan bahan bakar batu bara sebesar Rp. 600.
Selain itu PLTN bersifat fleksibel. Dengan konsep reaktor mini portabel maka situs PLTN dapat menjangkau lokasi manapun. Hal ini tentu saja akan membantu peningkatan indeks distribusi daya listrik terutama di luar daerah Jawa-Bali. ini sangat sesuai diaplikasikan di negara kepulauan seperti indonesia. Kelebihan lainnya yaitu PLTN dapat membangkitkan energi listrik yang begitu masif dan konstan sepanjang tahun tanpa tergantung kepada musim. Iini berbeda dengan kemampuan pembangkitan-pembangkit yang memanfaatkan sumber energi terbarukan yang lain seperti angin, surya, air maupun gelombang. Semuanya begitu tergantung kepada musim. Segala kelebihan PLTN itu juga sudah terbukti secara teknologi atau tidak hanya berupa studi di atas kertas. Pembangkit energi berbasis nuklir ini sudah digunakan dan bermanfaat bagi banyak negara di berbagai benua. Itu sebabnya mengapa tokoh aktivis lingkungan luar negeri seperti patrick Moore misalnya kini mendukung pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi alternatif. Moore menyebut energi nuklir adalah satu-satunya sumber listrik yang efektif dalam menggantikan bahan bakar fosil dan tidak menghasilkan gas rumah kaca.
Moore awalnya adalah salah satu musuh industri nuklir yang paling berani. Namun dewasa ini dia melakukan pembelaan terhadap reputasi energi nuklir pasca krisis nuklir di Fukushima. Moore menyadari, berbeda dengan senjata nuklir, energi nuklir (PLTN) adalah sasaran protes yang salah. PLTN relatif aman dan memiliki standar keselamatan yang tinggi, ramah lingkungan dan dapat dikatakan lebih kondusif untuk perdamaian daripada minyak yang dibeli dari rezim berbahaya. Menurut Moore, manfaat-manfaat nuklir jauh lebih besar daripada risiko. Sekarang ada banyak data ilmiah yang menunjukkan tenaga nuklir menjadi pilihan yang ramah lingkungan dan aman.
Di Amerika serikat contohnya, saat ini negara tersebut dihadapkan dengan situasi di mana energi nuklir memasok 20% kebutuhan energi. Namun permintaan energi terus meningkat dan dalam dekade mendatang permintaan ini akan meningkat pula sekitar 50% di atas level sekarang. Jika tidak ada upaya untuk merevitalisasi industri nuklir maka kontribusi industri untuk memenuhi kebutuhan energi Amerika Serikat bisa turun drastis dari 20% menjadi 9%. Lalu semakin banyak negara yang mengakui bahwa energi nuklir yang bersih, hemat biaya, dapat diandalkan dan aman. Menurut data yang dikeluarkan oleh World Nuclear Association pada tahun 2007, ada 436 PLTN yang beroperasi di seluruh dunia secara global dan menghindari pelepasan hampir tiga miliar ton emisi Co2 per tahun, setara dengan knalpot dari lebih dari 428 juta mobil, lebih dari setengah mobil di dunia saat ini. PLTN itu tersebar di 33 negara di seluruh dunia dan dapat menghasilkan listrik sebanyak 16% dari kebutuhan listrik dunia.
Indonesia memang memerlukan banyak pembangkit listrik. Diperkirakan kebutuhan energi listrik pada 2025 mendatang sudah mencapai 115 GW. Sementara energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit konvensional pada awal 2013 baru sebesar 3 GW.
Tabel Mitos Tentang nuklir ala moore:
No. | Mitos | Fakta |
1 | Energi nuklir itu mahal | Energi nuklir adalah satu di antara sumber energi yang tidak mahal. Di tahun 2004 misalnya, rata-rata ongkos produksi listrik di AS dari PLTN adalah kurang dari dua sen per kilowatt-jam, setingkat dengan ongkos batu bara dan listrik hidro. Kemajuan dalam teknologi akan menurunkan lagi ongkos itu di masa datang. |
2 | PLTN itu tidak aman | Terkait kecelakaan di Chernobyl, forum multi lembaga di PBB melaporkan hanya 56 kematian yang terkait dan sebagian besar adalah akibat radiasi atau luka bakar sewaktu memadamkan api. Bandingkan dengan kecelakaan di tambang batu bara sebanyak lima ribu jiwa di seluruh dunia tiap tahun. |
3 | Sampah nuklir akan berbahaya selama ribuan tahun | Dalam 40 tahun, bahan bakar yang digunakan hanya akan memancarkan seper-seribu radioaktivitas dibandingkan pada waktu bahan bakar itu dikeluarkan dari reaktor. Juga tidak benar itu dikatakan sampah karena 95% potensi energinya masih tersimpan di dalam bahan bakar bekas pada siklus pertama |
4 | Reaktor nuklir rawan terhadap serangan teroris | Isi bangunan penyimpanan nuklir biasanya dilindungi beton bertulang yang tebalnya 1,5 meter dari luar maupun dalam sehingga reaktor tidak mudah meledak. |
5 | Bahan nuklir dapat dialihkan untuk membuat senjata nuklir | Senjata nuklir sudah tidak lagi harus tak terpisahkan dengan PLTN. Teknologi centrifuge atau teknologi pengayaan uranium-235 kini memungkinkan suatu negara memperkaya uranium tanpa harus membangun reaktor nuklir. Satu-satunya pendekatan pada isu senjata nuklir menggunakan diplomasi dan bila perlu kekuatan untuk menghalangi pemakaian bahan nuklir untuk tujuan perusakan |
"Pemilihan lokasi PLTN akan ditinjau dari berbagai segi yaitu dari hasil penilaian kelistrikan, prasarana transportasi dan lainnya."
Berdasarkan Perpres No 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dibutuhkan setidaknya empat PLTN di indonesia pada 2025 mendatang. Tujuannya, meminimalkan penggunaan gas, minyak bumi, dan batu bara. Namun idealnya indonesia harus memiliki minimal 40 PLTN pada 2050 nanti. Itu perlu guna mengantisipasi kebutuhan listrik yang tinggi seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,5% per tahun. Perencanaan secara serius soal pembangunan PLTN sendiri telah dilakukan sejak awal 1970an dengan pembentukan Komisi persiapan pembangunan PLTN (KP2PLTN). Tugas komisi ini adalah melakukan kajian tentang hal-hal yang terkait dengan kemungkinan pembangunan PLTN di indonesia. Hasil kerja komisi di antaranya adalah menetapkan sekitar 14 lokasi yang diusulkan kepada pemerintah untuk dilakukan studi lebih lanjut sebagai calon tapak PLTN. Usulan itu kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan studi kelayakan oleh Badan Tenaga Atom Nasional (sekarang menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional) bekerjasama dengan pemerintah Italia, Amerika serikat, Perancis dan badan nuklir dunia IAEA, yang dilakukan pada tahun 1986.
Kegiatan studi tentang kelayakan introduksi PLTN di indonesia dari berbagai aspek dilaksanakan pada awal tahun 1991 hingga 1996 bekerjasama dengan konsultan New JEC inc dari Jepang. Secara keseluruhan pemilihan lokasi PLTN akan ditinjau dari berbagai segi yaitu dari hasil penilaian kelistrikan, prasarana transportasi, tersedianya air, kegempaan, hidrologi, kependudukan, lingkungan dan lain-lain. Hasil studi adalah berupa rekomendasi lokasi terbaik untuk PLTN pada waktu itu yaitu Ujung Lemah Abang, Ujung Grenggengan dan Ujung Watu.
Ketiga lokasi tersebut berada di wilayah Kabupaten Jepara, Jawa tengah. Apabila seluruh kegiatan mulai dari persiapan dan pembangunan dapat dilaksanakan dengan lancar maka PLTN unit pertama sudah dapat mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 2005. Akan tetapi adanya krisis moneter pada tahun 1997 yang diikuti krisis politik mengakibatkan keterpurukan di semua sektor termasuk sektor kelistrikan. Akibatnya banyak industri yang berhenti beroperasi dan menurunnya konsumsi terhadap listrik. Akibat lainnya dari kejadian itu adalah pembangunan PLTN menjadi dianggap tidak relevan lagi. Tapi kemudian terjadi hal mengejutkan yaitu setelah krisis moneter berlalu maka permintaan terhadap listrik kembali meningkat bahkan cenderung tinggi. Sementara hasil studi menyimpulkan bahwa dari cadangan sumber-sumber energi yang ada terutama bahan fosil tidak akan dapat mencukupi kebutuhan listrik secara nasional hingga tahun 2025.
Konsekuensinya adalah harus diupayakan penggunaan sumber energi lain termasuk penggunaan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) untuk menutupi kekurangan tersebut. Yang termasuk energi baru dan terbarukan di antaranya adalah energi matahari, angin, panas bumi, air, biodiesel dan tenaga nuklir. Karena itulah kemudian ditetapkan kebijakan baru di bidang energi. Selain PP No 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), ada undang-undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Lalu melalui Perpres No 5 tahun 2006 ditetapkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga tahun 2025 dibutuhkan kontribusi sumber energi terbarukan, masing- masing biofuel dengan besar porsi di atas 5%, panas bumi di atas 5%, nuklir, surya, angin dan biomassa di atas 5% dan batu bara yang dicairkan di atas 2%.
"Makin banyak negara mengakui bahwa energi nuklir itu bersih, hemat biaya, dapat diandalkan dan aman."
Sehubungan dengan rencana pembangunan PLTN pertama di indonesia dan hasil studi awal yang menunjukkan bahwa daerah Semenanjung Muria, Jepara, Jawa tengah, merupakan salah satu calon lokasi yang sesuai, maka BATAN sudah membangun dan mengoperasikan stasiun pengamatan gempa mikro dan meteorologi di Ujung Watu, Jepara sejak tahun 1982.
Stasiun pengamatan gempa mikro digunakan untuk mencatat kejadian gempa mikro, baik yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik maupun tektonik. sedangkan stasiun meteorologi digunakan untuk mencatat tekanan udara, arah dan kecepatan angin, suhu, kelembaban, dan radiasi matahari. Selain di Jepara, peralatan seperti itu juga dipasang di Bangka Barat, kepulauan Bangka Belitung.
BATAN yang bertugas dalam bidang penelitian pemanfaatan energi nuklir kini telah melakukan studi penyiapan tempat atau tapak PLTN di Pulau Bangka. Calon tapak Bangka Barat diperkirakan memiliki kapasitas maksimum 10 GigaWatt sedangkan kapasitas di Bangka selatan maksimum 6 ribu MegaWatt. Sebelumnya telah dilakukan penandatangan MoU perjanjian kerjasama BATAN dengan pemerintah propinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 15 Juni 2009 tentang pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir untuk kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung. Ruang lingkup kerjasama tadi meliputi penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfataan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kesehatan, industri, energi, sumber daya alam serta bidang lingkungan.
Selain itu dilakukan inventarisasi sumber daya mineral dan radioaktif serta survei tapak pembangunan pembangkit listrik tenaga Nuklir. Tidak lupa tujuan lain berupa pemasyarakatan dan diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan. Dalam studi penyiapan tapak di Bangka Belitung tersebut, dilakukan survei dan pemantauan gempa dan pemantauan meteorologi. Hasil studi lainnya adalah pembuatan peta kontur, peta geologi sampai pola pasang surut laut. BATAN juga meneliti aspek vulkanologi yang menunjukkan bahwa tidak terjadi aktivitas vulkanik di Bangka dan Belitung. Dengan demikian lokasi tapak aman dari kemungkinan ancaman bahaya gempa.
Selain itu pulau Bangka berpotensi untuk dibangun PLTN karena dekat dengan sumatera dan tidak jauh dari Jawa sehingga memungkinkan untuk penyaluran energi ke wilayah-wilayah tersebut.
Kegiatan studi tapak yang ada di pulau Bangka tidak lepas dari peran pemerintah propinsi Kepulauan Bangka Belitung, pemerintah daerah telah menyediakan data-data terkini yang memuat soal kebutuhan dan pasokan listrik, jumlah penduduk, cadangan sumber daya alam, analisis kondisi air laut di lokasi calon tapak, peta sistem kelistrikan, biaya operasional, hingga pembebasan lahan tapak terpilih. selain data-data tersebut, pemda propinsi Bangka Belitung juga telah berdialog secara informal dengan pihak legislatif, mahasiswa dan lainnya. selain rapat koordinasi juga telah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung antara lain melalui bakti sosial dan lainnya.
Pemerintah propinsi Bangka Belitung bersama pemerintah kabupaten bekerjasama dengan BATAN juga melaksanakan kegiatan diseminasi seperti kegiatan pemberian ceramah iptek nuklir bagi pejabat pemda, guru, petugas layanan informasi pemda setempat dan mahasiwa. Bentuk sosialisasi lain berupa pemberian beasiswa kepada siswa-siswa di wilayah propinsi Bangka Belitung. BATAN juga sudah mendirikan Nuclear Corner di SMAN 2 pangkal pinang dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya kalangan pelajar.
Selain di pulau Bangka, BATAN juga melakukan studi penyiapan tapak di dua lokasi lain yaitu Muria, Jawa tengah, dengan kapasitas 7.000 MegaWatt dan studi awal di Banten dengan kemungkinan kapasitas 4.000 MegaWatt.
Untuk tapak Muria, telah disusun dokumen monitoring kegempaan, meteorologi dan lingkungan yang berisi data gempa mikro dari delapan stasiun gempa mikro di sekeliling gunung Muria. Selain itu, bekerjasama dengan ITB, dimonitor deformasi di Muria menggunakan GPS geodetik. Studi ini dilakukan untuk mengetahui posisi koordinat suatu lokasi yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik.
GPS digunakan untuk mengamati perubahan posisi koordinat pertahun dalam rentang waktu lima tahun hingga 2014. Pada akhirnya semua data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan gunung Muria aktif kembali. Informasi tentang gunung ini sangat penting terkait dengan keselamatan tapak PLTN. Selain sudah melengkapi dokumen studi tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknisnya, BATAN juga sudah menyusun dokumen studi partisipasi industri nasional, membuat dokumen studi infrastruktur sistem kelistrikan opsi nuklir dan dokumen lainnya.
Terkait risiko terhadap lingkungan, teknologi yang dipilih BATAN untuk pembangunan PLTN di indonesia kelak adalah teknologi pressurized water reactor (PWR) atau reaktor air tekan. Sebelumnya teknologi tersebut diterapkan antara lain di Amerika serikat, Jepang, Korea dan China hingga Eropa sejak 1950 dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi.
PWR memang merupakan salah satu tipe reaktor yang paling banyak dipakai di dunia saat ini. Pada reaktor tersebut, air di dalam bejana reaktor ditekan dengan tekanan yang cukup tinggi untuk menjaga agar air di dalamnya tidak mendidih.
BATAN juga telah mengkaji penerapan teknologi pengolahan limbah nuklir. Misalnya teknologi yang mampu meningkatkan pembakaran sehingga nantinya limbah nuklir dari PLTN menjadi kecil. BATAN memperkirakan saat ini terdapat cadangan sekitar 70 ribu ton uranium di indonesia yang bisa digunakan sebagai energi alternatif di masa depan. Eksplorasi potensi tambang uranium misalnya dilakukan di wilayah Gunung Kalan, Kalimantan Barat.
Dari pemantauan dampak lingkungan, disimpulkan bahwa kadar logam berat di kawasan bahan galian nuklir Kalan berada jauh di bawah ambang batas yang diizinkan sehingga kegiatan penelitian eksplorasi tidak berpengaruh pada kondisi lingkungan. BATAN beberapa waktu lalu juga telah meneliti potensi sumber daya uranium di Kabupaten Nduga, Papua. Dari hasil analisis kadar uranium total batuan, pola sebaran dan lainnya maka didapatkan daerah prospek uranium seluas 360 km2.
"BATAN kini telah melakukan studi penyiapan tempat atau tapak PLTN di sejumlah lokasi di Indonesia."
"Calon tapak di wilayah Bangka diperkirakan berpotensi kapasitas maksimum ribuan MegaWatt."
Potensi mineral lain yang diselidiki adalah thorium untuk bahan bakar reaktor karena dapat dikonversi menjadi uranium-233 dan jumlahnya lebih berlimpah. Diperkirakan ada potensi 120 ribu ton thorium dengan berbagai kategori di indonesia. BATAN telah menginventarisir potensi sumber daya thorium di Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Ketapang. Estimasi untuk potensi sumber daya thorium di Bangka adalah sebesar 2.520 ton dan uranium sebesar 540 ton kategori spekulatif.
Kapabilitas pengelolaan energi nuklir oleh BATAN juga ditunjukkan melalui gempa di Yogyakarta pada 2006 lalu. Meski gempa meluluhlantakkan sebagian besar area, konstruksi reaktor nuklir BATAN yang berlokasi di Babarsari, Yogyakarta, tidak mengalami kerusakan apa pun. padahal, konstruksi reaktor tersebut dibuat oleh orang indonesia sendiri.
BATAN juga telah mengembangkan rekayasa perangkat instalasi nuklir. Misalnya berupa prototipe Sistem Instrumentasi dan Kendali (SIK) reaktor riset dan reaktor daya. SIK memiliki peran utama dalam menjamin tingkat keselamatan sebuah reaktor nuklir yang memang cukup kompleks dan membutuhkan tingkat keselamatan tinggi dalam pengoperasiannya.
Kegiatan perekayasaan SIK reaktor nuklir ini dilangsungkan bertahap, dengan setiap tahunnya menghasilkan prototipe berupa sub-sub sistem yang pada akhirnya akan diintegrasikan dalam sebuah sistem yang lengkap.
"Untuk bahan bakar nuklir, diperkirakan terdapat cadangan sekitar 70 ribu ton uranium di Indonesia yang tersebar di sejumlah daerah."
Kegiatan BATAN di tahun 2012 merupakan kelanjutan dari kegiatan di tahun 2010 yaitu perekayasaan instrumentasi dan kendali untuk simulator mekanik batang kendali, serta kegiatan di 2011 yaitu perekayasaan tingkat local controller. Pada tahun 2014 rencananya akan dilakukan perekayasaan tingkat Management Information System. Sementara tahun ini berlangsung di tingkat Safety System.
Terkait desain pabrik elemen bakar nuklir, pada periode 2007-.2009 BATAN sudah melakukan studi pendahuluan berupa pra studi kelayakan pabrik elemen bakar nuklir tipe PWR di Indonesia. Kesimpulan awal pra studi itu adalah pabrik sangat layak dan sangat strategis untuk segera dibangun bila PLTN dioperasikan di Indonesia.
Dari aspek pasar elemen bakar nuklir di dunia juga telah disajikan bahwa gambaran prospek pemasaran keluar negeri sangat bagus, di samping untuk memenuhi pasar dalam negeri untuk pengisian bahan bakar PLTN di indonesia
Di sisi lain, BATAN telah menyiapkan dokumen desain konseptual Reaktor Riset Inovatif (RRI) yaitu reaktor riset baru sebagai calon pengganti reaktor riset yang akan habis umur pakainya. Desain konseptual rri diharapkan dapat menjadi kegiatan litbang yang sinergis dalam bidang teknologi reaktor.
Keberhasilan program ini dapat menjadi rekam jejak di bidang teknologi reaktor dan menunjukkan kemampuan bangsa indonesia dalam rekayasa reaktor nuklir. Desain konseptual teras RRI sendiri telah mengerucut pada tiga konfigurasi yang masing-masing telah dihitung dari aspek keselamatan termohidrolika dan aspek perhitungan suku sumber.
TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR
Masih terkait aspek kemandirian dalam persiapan reaktor daya, BAtAN telah meresmikan beroperasinya instalasi pilot Conversion plant (PCP) pada 17 Oktober 2013. ini merupakan capaian luar biasa setelah 20 tahun penantian. Instalasi tersebut berfungsi mengubah bahan baku yellow cake menjadi serbuk UO2 yang akan dibuat pelet dan selanjutnya dirakit menjadi elemen bakar nuklir. sebelumnya sudah ada instalasi fabrikasi selongsong untuk wadah serbuk tersebut.
instalasi percobaan itu memiliki kapasitas produksi 100 kilogram serbuk UO2 per hari. selain untuk bahan bakar reaktor daya kelak, kehadiran serbuk UO2 yang telah memenuhi derajat nuklir dan derajat keramik itu akan menjadikan indonesia sebagai salah satu pemasok uo2 di dunia. PCP dari BATAN sendiri telah mendapat izin komisioning selama setahun dari Badan pengawas tenaga Nuklir.
Sementara untuk reaktor daya yang berpendingin air (lWR), bahan struktur atau kelongsong pada elemen bakar nuklirnya memakai paduan zirkonium atau zircaalloy. Kelongsong bahan bakar merupakan bagian yang penting dalam pembuatan elemen bakar, karena di samping berfungsi sebagai pembungkus bahan bakar uranium juga sebagai pengungkung gas hasil fisi selama operasi dalam reaktor nuklir.
Muncul keinginan untuk meningkatkan unjuk kerja paduan zirkonium yang lebih baik sebagai bahan struktur bahan bakar yang telah ada. Ini dipicu oleh tren pengembangan peningkatan burn-up bahan bakar yang lebih tinggi. Bekerja sama dengan PT. Pindad, BATAN juga telah melakukan pengujian bahan umpan lalu peleburan rod Zirlo-Mo dan karakterisasi rod Zirlo-Mo hasil leburan.